Sabtu, 21 November 2009

Penerapan E-learning daIam Pembelajaran

PENERAPAN E- LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SUATU LANGKAH INOVASI

Kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya, dapat dilihat dari perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan suatu bangsa berpengaruh yang cukup signifikan pula terhadap sektor pendidikannya.
Terlepas dari kriteria - kriteria yang dijadikan acuan dari penelitian tersebut, yang jelas dari hasil penelitian itu, sudah menggambarkan kondisi pendidikan di negara kita saat ini. Hal ini tentunya akan menjadi pemicu bagi kita semua yang kerkecimpung dalam dunia pendidikan untuk lebih meningkatkan kinerja dan inovasi -inovasi dalam dunia pendidikan.
Salah satu inovasi yang perlu dilakukan adalah model dari pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung.
Sesuai dengan kondisi saat ini dimana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.
Dasar Pemikiran Strategi Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran
a. Tinjauan Kondisi Pembelajaran di Sekolah Dasar Saat ini
E. Mulyasa, 2005 menyatakan bahwa guru, kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Langkah untuk mendongkarak kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreatifitas.
Dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.
Sesuai dengan pendapat di atas ada satu hal yang menarik perhatian yaitu mendayagunakan sumber belajar. Sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran harus lebih variatif, hal ini untuk meningkatkan kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri. Salah satu sumber belajar yang sangat sedikit disentuh adalah sumber belajar yang memanfaatkan media elektronika atau komputer. Hal ini tidak terlepas dari minimnya penguasaan guru-guru di Sekolah Dasar terhadap media ini, disebabkan pula kerena adanya beberapa sekolah di tanah air kita yang belum memliliki alat tersebut dengan berbagai alasan, tidak ada dana, tidak ada tenaga yang mampu mengoperasikan dan lain-lain. Sebagai akibatnya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja, yaitu guru dan buku. Sebagai akibat dari kondisi ini siswa akan belajar dengan situasi yang monoton dari hari ke hari.
Dan sudah umum yang terjadi di lapangan saat ini yaitu bahwa pembelajaran terjadi dengan dominansi dari guru. Artinya pembelajaran berlangsung dengan peranan guru yang sangat dominan, dan umumnya metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Dengan kondisi seperti ini pembelajaran berlangsung secara teacher centrys.
b. Kondisi Pembelajaran yang Berkualitas
Istilah pembelajaran sendiri, mengacu pada segala daya dan upaya yang sengaja dikondisikan untuk terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sedangkan istilah belajar sendiri memiliki pengertian, suatu proses fisik dan psikis pada diri siswa. Dimana seseorang yang menagalami peristiwa belajar akan berbeda keadaannya dengan kondisi sebelum dia mengalami belajar, seperti dia akan semakin memiliki banyak pengetahuan ( kognitif ), memiliki sikap yang semakin dewasa ( afektif ), dan memiki beberapa keterampilan gerak, yang juga semakin bertambah ( psikomotor ).
Oemar Hamalik, 2001 menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Sedangkan William Burton, mengemukakan bahwa A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorrous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment.
Sudjana, 1991 menyatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor : Tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadahi, metodelogi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut akan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
Di dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang paling menunjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran, sebagai alat bantu mengajar, dimana media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikonsikan oleh guru.
Salah satu ciri dari pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas adalah dimanfaatkannya media pembelajaran, dalam proses pembelajaran. Di zaman yang serba canggih seperti kondisi saat ini dimana teknologi berkembang sedemikian pesatnya, komputer sudah bukan merupakan barang yang langka dan mewah. Dengan adanya media komputer sebagai pengolah informasi sudah selayaknyalah apabila di tiap- tiap sekolah dasar minimal memiliki satu unit komputer. Baik komputer sebagai sarana pengolah administrsi sekolah, dan akan lebih baik lagi apabila komputer dapat berfungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa.
c. Tinjauan tentang E- Learning
Istilah E-Learning sebenarnya merupakan frase yang tersusun dari dua kata yaitu kata Electronic disingkat E, dan kata Learning yang dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran. Dengan demikian e-learning memiliki pengertian ” Pembelajaran dengan memakai atau memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi “.
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini semakin canggih. Kalau pada awalnaya jaringan sarana komunikasi masih memanfaatkan kabel, maka saat ini jaringan komunikasi sudah memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau gelombang radio yang tanpa kabel. Saat ini kebanyakan orang sudah memanfaatkan informasi dengan memanfaatkan jaringan data pada komputer dengan cara mengadakan koneksi ke komputer lain, hal ini dikenal dengan istilah internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyedia data ( server ) di berbagai belahan bumi ini. Artinya dengan adanya internet ini masalah ruang tidak menjadi halangan. Sebagai misal kita dapat mengakses data dari berbagai tempat di Amerika dengan memanfaatkan layanan Yahoo, hanya dalam hitungan detik, berbagai data berhasil kita akses.
Data-data tersebut sebenarnya dapat kita manfaatkan sebagai materi pembelajaran ( learning ) di sekolah dasar. Tentunya dalam hal ini diperlukan suatu keterampilan khusus, yang pertama keterampilan memanfaatkan atau mengoperasikan komputer, dan yang terutama penguasaan dalam menggunakan fasilitas internet. Disini dibutuhkan guru yang terampil, yang pertama terampil mengeperasikan komputer, dan yang selanjutnya harus terampil pula memanfaatkan internet. Jika hal ini terpenuhi maka teknologi komunikasi dan informasi yang ada pada internet dapat digunakan dalam pembelajaran.
d. Upaya Memanfaatkan E-learning untuk Meningkatkan kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan seperangkat komputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara garis besar masih cukup jarang, artinya sekolah yang memiliki fasilitas komputer dengan sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer masih banyak yang belum memiliki fasilitas komputer. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu (1) faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana untuk membeli seperangkat komputer, (2) faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih banyak guru di sekolah dasar belum mampu mengoperasikan komputer ( GAPTEK = Gagap Teknologi ), (3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang tidak aman enggan untuk membeli komputer.
Syarat sebuah komputer agar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, adalah komputer tersebut harus dapat dikoneksikan ke internet. Tidak semua komputer dapat dikoneksikan ke internet. Sebagai mana yang dijelaskan Mico Pardosi 2000, komputer akan dapat dikoneksikan ke internet apabila memiliki persaratan berikut:
1) Komputer tersebut harus dilengkapi dengan modem, baik modem internal maupun modem eksternal.
2) Komputer dengan prosessor Pentium 100 Mhz (minimal), lebih tinggi lebih baik.
3) Memiliki jaringan telepon, atau wareless.
4) Meng- install program Internet ( browser) ke dalam komputer, misalnya Internet Explorer.
5) Mendaftarkan diri ke ISP ( Perusahaan Penyelia Jasa Internet) yang ada, misalnya RADNET, INDONET, MEGANET, atau TELKOMNET ).
Fasilitas internet dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran atau e- learning yaitu dengan memanfaatkan menu search, yaitu:
1) Hubungkan komputer ke ISP
2) Setelah komputer terhubung ke ISP, klik ganda Internet Explorer,
3) Klik menu search,
4) Ketik web atau data yang akan dicari pada kotak yang tersedia misalnya kata” habitat ” , maka kita akan kita dapatkan data -data yang berhubungan dengan habitat. Demikian pula apabila kita mengetikkan kata-kata yang lain tentu kita akan memperoleh data -data yang kita inginkan.
Disinilah letak essensialnya internet sebagai teknologi komonikasi dan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pembelajaran, atau E-learning.
Dengan kecanggihan internet, apabila dapat dimanfaatkan dengan tepat, maka akan menjadi sumber belajar yang sangat lengkap, ibarat sebuah perpustakaan yang menyediakan berbagai referensi.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uraian di atas adalah:
1) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan E-learning ( Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran ).
2) E- learning merupakan merupakan inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah dasar saat ini sesuai dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, demikian pula dengan perkembangan informasi yang tak kalah pesatnya.




E-Learning Dalam Proses Belajar Anak dan Keluarga
Deskripsi global mengenai e-Learning
Kata electronic bermakna bahwa dalam e-Learning ada penambahan unsur teknologi pada proses belajar, sehingga proses belajarnya menggunakan berbagai perangkat lunak, keras dan proses elektronik. Experience, dengan e-Learning terbuka kesempatan yang sangat luas dan bervariasi untuk belajar, disesuaikan dengan waktu, tempat, bahan, cara, maupun lingkungan yang tersedia. Extended, bahwa e-Learning memperpanjang dan memperluas kesempatan belajar, tidak terbatas pada program-program tertentu, belajar disekolah atau pelatihan, tetapi merupakan proses yang berkelanjutan, setiap saat sepanjang waktu. Expanded, dengan e-Learning kesempatan belajar menjadi lebih terbuka bagi setiap orang, bagi pelajar, lulusan yang belum bekerja, karyawan, eksekutif dan pejabat. Bahan yang dipelajari juga menjadi sangat luas, kegiatan belajar tidak dihambat oleh keterbatasan dana.
e-Learning berbasis teknologi internet untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. e-Learning merupakan salah satu bentuk dari belajar jarak jauh selain dengan sistem modul, belajar melalui tv dan radio, dan dengan komputer. Beberapa ciri utama dari e-Learning adalah :
e-Learning adalah network, yang memungkinkan informasi (bahan belajar) selalu terkini, disimpan, didistribusikan dan dipertukarkan; informasi disampaikan langsung kepada end-user (pengguna akhir) melalui teknologi internet; difokuskan pada kegiatan belajar secara luas.

Ada beberapa keuntungan yang didapat dari metode e-Learning yaitu :

biayanya murah;
mengikuti perkembangan-perkembangan terakhir;
bahan bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan;
bahan mengikuti waktu;
siapapun dari seluruh dunia dapat mengakses e-Learning kapan dan dimana saja secara bersamaan;
bersifat universal;
dapat membangun masyarakat dari skala kecil maupun besar

Keunggulan dari E-Learning yaitu :

 tujuannya lebih berarti dan lebih merangsang;
 belajar dari perbuatan merupakan simulasi;
 belajar dari kegagalan;
 petunjuk dan feed back yang kuat;
 model dan cerita-cerita dari expert;
 program belajar otentik;
 setelah belajar dapat langsung digunakan/dipraktekkan.


Memadukan E-Learning dengan belajar di sekolah anak dan remaja

E-Learning yang berbasis teknologi internet memberikan kesempatan untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang termasuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta memeratakan mutu pendidikan tanpa adanya keterbatasan jarak dan waktu dalam pelaksanaannya, karena semua yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan dapat disediakan secara online sehingga dapat diakses kapan saja.


Namun demikian bagi anak dan remaja yang masih membutuhkan dasar-dasar yang kuat untuk pendidikan selanjutnya, belajar di sekolah sangatlah cocok dan belajar di sekolah memiliki keunggulan dibandingkan dengan e-Learning, yaitu :
• proses pendidikan hanya bisa terjadi dalam interaksi langsung, segi-segi afektif seperti sikap, nilai, apresiasi, kehalusan perasaan tidak cukup hanya diberitahukan atau diinformasikan, tetapi harus dihayati dan ditularkan melalui interaksi langsung;
• pengembangan kemampuan-kemampuan dasar tidak bisa dipelajari sendiri, tetapi membutuhkan bimbingan, latihan dan pendampingan guru secara langsung;
• pada usia pendidikan dasar untuk segi-segi nilai membutuhkan contoh langsung, anak-anak mengembangkan nilai melalui imitasi (meniru) dan identifikasi dengan orang-orang dewasa yang paling dekat yaitu orang tua dan guru;bagi yang bahasa utamanya atau bahasa sehari-hari bukan bahasa Inggris, e-Learning menghadapi banyak kendala bahasa, sebab e-Learning kebanyakan menggunakan bahasa Inggris
program pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari program pendidikan yang cukup panjang dan membentuk satu keutuhan pembinaan ( sebagai contoh : 6 tahun di SD, 3 tahun di SMP, 3 tahun di SMU, dst), sedangkan e-Learning lebih diarahkan pada memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesaat;
• program pembelajaran di kelas dirancang dalam sebuah kurikulum yang lengkap, bahan dan proses pembelajaran yang harus ditempuh, hal seperti itu tidak ditemukan dalam e-Learning;
• belajar anak dan remaja (SD, SMP, SMU) berbeda dengan belajar orang dewasa, mereka membutuhkan banyak peragaan dan latihan langsung dengan benda sesungguhnya atau tiruannya;
• pengembangan nilai dan ketrampilan sosial lebih efektif dilakukan melalui situasi langsung, dalam interaksi dan kerja kelompok dengan teman-temannya;
• dalam belajar di sekolah terjadi sharing experience dengan teman sekelas atau kelompok, para siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari teman-temannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar